Dortmund, Jerman - Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Jerman sudah berdiri sejak tahun 2007
berdasarkan dengan SK PP Muhammadiyah No. 26/KEP./I.0/B/2007. ketua pertama dari PCIM ini adalah Ahmad Norma Permata, namun sayang sejak kembalinya ketua dan beberapa warga Muhammadiyah ini dari Jerman ke tanah air PCIM Jerman mengalami Mati suri cukup lama. Alhamdulillah, pada pertengahan 2014 lalu kegiatan PCIM Jerman kembali dihidupkan dan mulai menggeliat lagi.
berdasarkan dengan SK PP Muhammadiyah No. 26/KEP./I.0/B/2007. ketua pertama dari PCIM ini adalah Ahmad Norma Permata, namun sayang sejak kembalinya ketua dan beberapa warga Muhammadiyah ini dari Jerman ke tanah air PCIM Jerman mengalami Mati suri cukup lama. Alhamdulillah, pada pertengahan 2014 lalu kegiatan PCIM Jerman kembali dihidupkan dan mulai menggeliat lagi.
Namun masalahnya sekarang bertambah pelik, dikarenakan PCIM Jerman kekurangan kader dan Pengurus. ini cukup di maklumi karena untuk mencari kader dan anggota Muhammadiyah di luar negeri, terutama Di Eropa yang notabene adalah benua kristen bukanlah hal yang mudah. dan jumlahnya sangat terbatas, Untuk mengatasi masalah ini, akhirnya di ambil keputusan yaitu untuk memekarkan PCIM Jerman. PCIM Jerman merubah diri menjadi “PCIM Jerman Raya” yang ruang lingkupnya meliputi negara-negara di sekitar Jerman yang juga menggunakan bahasa Jerman sebagai bahasa resmi sehari-hari mereka. “Ada dua alasan mengapa perubahan nama ini dilakukan. Pertama, kecilnya jumlah warga Muhammadiyah di Jerman. Kedua, mengakomodir kader-kader yang ada di negara sekitar Jerman tetapi mereka tidak memiliki PCIM,” terang Ridho Al-Hamdi yang kini menjadi ketua PCIM Jerman Raya. Karena itu, PCIM Jerman Raya saat ini mencakup negara Jerman, Austria, Belgia, Switzerland, Liechtenstein, Luxemburg, dan Polandia.
Lebih lanjut Ridho menjelaskan, bahwa saat ini PCIM Jerman Raya baru memiliki sekitar 18 anggota. Itu yang terdeteksi. Yang paling banyak memang ada di Jerman, seperti di Berlin, Frankfurt, Heidelberg, Bonn, Dortmund, Rostock, dan Stuttgart. Selain itu ada juga yang di Austria dan Belgia. “Kita masih belum menemukan kader dan warga Muhammadiyah yang ada di Swiss, Luxemburg, dan Polandia. Semoga dalam waktu dekat kita bisa menemukan kader di negara-negara tersebut,” tambah Ridho yang kini sedang menyelesaikan studi doktor bidang ilmu politik di TU Dortmund University.
Seperti yang dijelaskan kepada muhammadiyah.or.id, background anggota PCIM Jerman Raya ini rata-rata adalah dosen di kampus Muhammadiyah, kader dan pernah aktif di persyarikatan saat di tanah air, serta ada juga mereka yang kuliah di kampus Muhammadiyah. Kini, untuk sementara kegiatan PCIM Jerman Raya adalah pengajian rutin bulanan melalui skype, diskusi melalui media social, dan silaturahim setiap enam bulan sekali atau per semester. Sedangkan mengenai perubahan statuta dari “PCIM Jerman” menjadi “PCIM Jerman Raya” akan kita sampaikan ke PP Muhammadiyah seusai muktamar Makassar sekaligus pembentukan dan pelantikan pengurus baru PCIM Jerman Raya. “Mohon doanya semoga dakwah Muhammadiyah di daratan Eropa senantiasa besinar,” tambah Ridho.
EmoticonEmoticon